Poto :Serda (Purn.) Atang

          SIAPA yang tak kenal dengan patung macan Cisewu?  Patung milik koramil 1123  Cisewu, kabupaten Garut ini membuat geger dunia, beberapa bulan yang lalu. Bahkan sebuah media masa ternama di Inggris pun, tidak ketinggalan mempublikasikannya. Tapi sayang, jika nama pembuatnya tak se-terkenal karyanya. Banyak orang belum mengetahui karya siapa patung macan fenomenal dan menjadi viral di media sosial itu ?
         Inilah Serda (Purn.) Atang, ia lahir di Bandung 1958 di Bandung, 61 silam. Ia masuk TNI tahun 1979, dan pertama kali bertugas di Batalyon Zeni Tempur 3/ Yudha Wyogrha ( Zon Zipur 3/ YW). Batalyon organik dari kodam III Siliwangi. Ia menjelaskan bagaimana proses pembuatan patung macan yang kini menjadi belasan game di play store dan ikon  iklan sebuah perusahaan telekomunikasi itu. Tapi, sayang hingga saat ini ia tak dapat royalti sepeser pun.
        Pada awalnya Atang mendapat undangan dari Dandim, untuk menghadiri perkumpulan anggota TNI di Garut. "Pak Dandim memiliki pemikiran, agar ada penataan di tiap koramil. Ya, kreatiflah. Bikin apa gituh. Ada anggota yang menanyakan kepada beliau. Kalau patung bagaimana komandan ? Ya, sudah. Silahkan saja, apa saja boleh !" tutur Atang (27/08).
        Setelah ada pembicaraan tersebut, Atang memiliki niatan akan membuat patung Maung (Macan). Rencananya ia sampaikan kepada kawannya Serma Rosidin. Pada awalnya Rosidin meragukan kemampuannya. Atang meyakinkan, bahwa ia pernah membuat patung macan juga di Batalyon Zipur. Akhirnya, bersama Rosidin ia kumpulkan bahan-bahan, antaralain: Semen, jaring kawat (bekas penyaringan pasir), dan besi. Dibentuklah kerangka, adukan semen dan pasir dijadikan bahan cor.



         " Bisi maneh paeh, sok jieun sajarah jeung ngaran maneh tulis, bungkus ku plastik. Asupkeun kana sirah patung. Jadikeun isim. Ke lamun maneh paeh, dibongkar. Bakal kapanggih ngaran anu nyieunna. Kade urang asupkeun ! " kata Rosidin kepada Atang.  Atang menyetujui, sebulan kemudian selesailah patung macan Cisewu itu.
          Dalam proses pengerjaannya,  tentu saja Atang dan Rosidin hanya menggunakan modal yang sangat terbatas, bahkan ingin beli kelereng untuk mata patung saja susah, hingga memanfaatkan bekas roll Rexona. Selain itu, ingin mengadakan fiber untuk taringnya pun tidak mampu.  Begitu pun waktu terbatas pula ( Hanya memanfaatkan waktu luang.). " Saya mengakui memang patung macan itu tidak ideal !" ujar Atang.
           Ia pun menyampaikan bahwa karyanya tersebut merupakan kenang-kenangan disaat ia mau masuk pensiun 5 Agustus 2011. "Setidaknya, saat saya sudah pensiun ada peninggalan di tempat bekas saya bekerja. Saya ingin berbuat yang terbaik bagi negara ini, meskipun saya sudah pensiun, " katanya.
           Namun, saat ia mendengar ada pembongkaran tentunya merasa sedih. Ia menangis saat melihat patung macan karyanya dipukul martil. Padahal dibawahnya ada darah, ada keringat tanpa upah. " Meskipun begitu, di sisi yang lain. Patung macan cisewu, mungkin menyimpan kebanggaan bagi sebagian orang. Telah mengangkat nama daerah Cisewu. Sehingga Cisewu dikenal dunia, tapi bagi saya menyimpan kesedihan," tambahnya dengan mata berkaca-kaca.**