Tafsir peran
Suami dalam naskah
“Malam” karya:
Harold Pinter
Oleh: Gun Gun Nugraha
Pendahuluan
Sebelum
seorang aktor terjun dan beraksi di atas panggung, ia terlebih dahulu
menganalisa peran/karakter tokoh yang akan dimainkan. Hal ini dilakuakn agar
aktor tersebut dapat mengetahui bentuk fisiknya, keadaan psikisnya serta
kehidupan sosialnya. Sehingga nantinya ia dapat membedakan kebiasaan-kebiasaan
dirinya dengan karakter tokoh yang dimainkan dalam cerita, juga watak dan
tingkah lakunya.
Menurut ilmu psikologi, untuk
mengetahui tingkah laku seseorang ada usaha pendekatan psikis dan pendekatan
kepribadian. Fungsi psikis adalah aspek-aspek psikis ytang dikenal di dalam
diri manusia yang biasa dikenal dalam psikologi umum. Sedangkan kepribadian
adalah bagaimana seseorang menampakan diri atau mengekspresikan dirinya dalam
kehidupan. Pendekatan ilmu psikologi dapat pula digunakan seorang aktor dalam
memulai mengidentifikasi tokoh cerita secara global.
Menurut Stanislavsky: “Untuk
memainkan suatu peran, setiap pemain harus melakukan analisa peristiwa dan
kejadian itu. Ketika ia telah berada diatas panggung ia tidak lagi membawa
identitas pribadinya melainkan tokoh yang dibawakannya, istilah ini dapat
dikatakan menjadi sosok pribadi yanglain.
Seorang aktor dituntut untuk
mengolah sukma dan tubuhnya agar kepekaan dan kelenturan dirinya dapat
menunjang permainan aktingnya, mengolah ruang imajinasinya, konsentrasi,
ingatan emosi, irama permainan. Pada intinya memperkuat sosok karakter peran
yang dibawakannya dan membawa kekreatifan aktor untuk menguasai ruang permainan
yang ada, sehingga dapat membentuk dirinya menjadi menjadi aktor siap pakai.
Observasi atau pengamatan adalah salahsatu metode pemeranan . Observasi dilakukan
untuk mengamati tingkah laku seseorang yang menjadi bahan perbandingan diri
seorang aktor dengan peran yang akan dimainkannya. Seorang aktor harus percaya
pada proses latihan karena dalam prosers latihanlah aktor itu dapat merubah
dirinya menjadi tokoh dalam naskah drama.
Dimensi Fisik Tokoh
Dalam
naskah ini, penulis berperan sebagi tokoh Suami atau laki-laki. Dalam
penggambaran tokoh, Suami adalahseorang laki-laki yang berumur 40 tahun.
Memiliki wajah yang tampan, postur tubuhnya diperkirakan tinggi 168 cm, dan
berat 48 kg. Memiliki kulit yang bersih, karena dia hidup di dalam kondisi
ekonomi yang berkecukupan. Wajahnya berkharisma. Rambut lurus rapih dan matanya
selalu memancarkan harapan dan bicaranya meyakinkan siapa saja. Apalagi
perempuan. Selalu terpaut oleh perkataan manisnya. Dia memang orang yang
cerdas.
Dimensi Psikologi Tokoh:
Kepribadian dan tipologi berdasarkan teori Carl Gustave Jung
Psyche atau kepribadian menurut Jung ialah totalitas
peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi jiwa
manusia terdiri dari dua alam, yaitu:
(1)
Alam sadr (kesadaran),
dan
(2)
Alam tak sadr
(ketidaksadaran).
Kedua alam itu tidak hanya saling
mengisi, tetapi berhubungan secara kompensatoris.
Adapun
fungsi kedua-keduanya adalah penyesuaian, yaitu:
(1)
Alam sadar: penyesuaian
terhadap dunia luar,
(2)
Alam tak sadar
penyesuaian terhadap dunia dalam.
Dari konsep itu, Jung menyusun
fungsi jiwa, yang dimaksud adalah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara
teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat
fungsi pokok, yang dua rasional, yaitu pikiran dan perasaan, sedang yang dua
lagi irrasional, yaitu pendriaan dan intuisi.
Karena
itu tujuan yang ideal daripada perkembangan kepribadaian ialah membawa keempat
fungsi pokok itu dalam sinar kesadaran, sehingga tercapailah manusia bulat.
Kemudian memunculkan sikap jiwa, yang dapat digolongkan menjadi dua tipe,
yaitu:
(a)
Manusia-manusia yang
bertipe ekstravers,
(b)
Manusia-manusia yang
bertipe introvers
Atas dasar itu, Jung membuat tipologi. Empat kali
dua atau delapan tipe, empat tipe, ekstravers dan empat lagi introvers. Tipologi
Jung bisa digambarkan sebagi berikut:
Sikap jiwa
|
Fungsi jiwa
|
Tipe
|
Ketidaksadarannya
|
Ekstravers
|
Pikiran
|
Pemikir
ekstravers
|
Perasa
introvers
|
|
Perasaan
|
Perasa
ekstravers
|
Pemikir
introvers
|
|
Pendriaan
|
Pendria
ekstravers
|
Intutif
introvers
|
|
intuisi
|
Intuitif
ekstravers
|
Pendria
introvers
|
introvers
|
pikiran
|
Pemikir
introvers
|
Perasa
ekstravers
|
|
Perasaan
|
Perasa
introvers
|
Pemikir
ekstravers
|
|
Pendriaan
|
Pendria
introvers
|
Intuitif
ekstravers
|
|
intuisi
|
Intuitif
introvers
|
Pendria
ekstravers
|
Berdasarkan
analisa saya bahwa tokoh Suami dalam Naskah “Malam” termasuk tipologi
perasa ekstravers ketidaksadarannya
pemikir introvers. Berdasarkan kajian pada dialog:
….kau berdiri dekat
jendela. Aku tersenyum padamu. Dan di luar dugan, kau pun tersenyum kembali. Kau suka padaku. Aku
terspesona. Kau anggap aku ganteng. Kemudian kau katakana padaku. Kau suka pada
mataku.
Selain
Jung, untuk memperkuat hasil analisa, saya menggunakan kajian watak
Berdasarkan teori Kepribadian G.
Ewald
Secara teoritis dia membedakan
antara:
(a)
Watak yang dibawa sejak
lahir, dan
(b)
Watak yang diperoleh.
Watak yang dibawa sejak lahir
(Angeborener Charakter, watak genotipis), yaitu aspek
yang merupakan dasar daripada
watak, watak genotipis ini sangat erat hubungannya dengan keaadaan fisiologis,
yakni kualitas susunan syaraf. Dalam hal ini tokoh suami memiliki watak
tradisionalis, artinya selau ingin mengenang masa lalunya, seperti dalam dialog:
“Aku ingat waktu itu dekat sungai “ dan
dialog: “Dan kau ingat pantatmu pada
pagar besi, dan lelaki-lelaki memegang tanganmu…”
Jika dalam watak
yang diperoleh (erworbener Character, watak phaenotipis), yakni watak yang
telah dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman dan pendidikan. Tokoh suami
memiliki watak perayu, romantis, dan mudah bergaul. Hal itu diceritakan dalam
dialog istri: “Dia gadis yang lain
tentunya,…kau pegang wajahku. Berdiri dekat pagar. Kau sangat sopan dan
intelek. Teliti kau tatap aku. Matamu menjelajahi wajahku….”
Ia juga memiliki
libido yang besar, berdasar pada dialog suami:”Kutaruh tanganku dibalik sweatermu, kubuka kutangmu, kuraba susumu.” Ditambah
penegasan pada dialog istri: “Mungkin
pada suatu malam dengan perempuan lain.”
Begitulah hasil
analisa saya pada tokoh Suami atau laki-laki dalam naskah “Malam” karya Harold
Pinter.***Bandung, 2010
0 Comments