Poto: Agus Rukmana saat melatih Pencak Silat di Rumah Budaya "Sunda Galuh Pakuan" .

MELALUI Rumah Budaya Sunda Galuh Pakuan, Agus Rukmana (46) kembali melatih seni Penca Silat, setelah ia vakum 20 tahun. Semangatnya membara seperti diusianya masih muda. Dengan penuh kesabaran ia membimbing anak didiknya tak terhalangi hujan yang sering mengguyur Kecamatan Cisewu disetiap hari Minggu sore jam 14.00 sampai 16.00.
          Ditahun 1995 pria yang pernah meraih juara 1 dalam perlombaan penca Silat se-desa Cisewu ini, dulu memutuskan untuk berhenti dari dunia seni Silat. Dengan alasan focus pada kegiatan keluarganya, hingga pernah bekerja berbulan bulan di Pulau Sumatera. “Alhamdulillah setelah anak-anak selesai disekolahkan. Kesibukan saya mulai berkurang, Ayeuna mah teu gaduh beban” ujarnya disela-sela istirahat melatih di Sanggar Seni Rumah Budaya Sunda Galuh Pakuan  Rt.02/Rw.06, Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu (14/2).
          Selain itu, alasan lainnya Agus mengaku tempo dulu sering banyak orang yang menguji dirinya. Contohnya: diserang secara mendadak oleh para pesilat kecamatan Cisewu, baik itu dengan tangan kosong atau dengan senjata tajam. Peristiwa itu membuatnya khawatir ketika ia mengajarkan seni bela diri. Ia mengenang tatkala selesai mengikuti perlombaan silat di luar daerah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya menyerang dirinya, untung saja dengan cekatan ia berhasil mengalahkan lawan dalam satu gerakan.
          Bapak yang telah berhasil menyekolahkan anaknya menjadi sarjana itu, berharap dikemudian hari kejadian-kejadian yang membuatnya ia khawatir tersebut tak terulang lagi. Karena menurutnya seni Penca Silat bukanlah untuk mencari permusuhan --tapi untuk memperbanyak kawan, sebagai tempat silaturahmi. Sehingga silat bisa berkembang dari upaya bersama-sama.“Silat itu hakikatnya bukan untuk jago-jagoan, memperbanyak musuh. Namun sebagai alat kita untuk memperbanyak saudar,” kata bapak yang pernah belajar di perguruan Penca Silat Faksi Wulung dan Kujang Pusaka ini kepada wartawan (Gun Gun Nugraha).