Poto: Para Pengrajin sedang membuat salahsatu miniatur

          Minitur beberapa jenis kendaraan yang unik dan menarik terpajang di sebuah etalase. Tampak apik mereka kerjakan .Meski modal uang yang relative kecil, tak menyurutkan semangat mereka untuk terus membuat produk-produk bermutu. Sehingga dengan keyakinan besar suatu saat nanti karya-karya mereka akan dilirik masyarakat luas.
          Yoga, Yadi, Utris, Redi, dan Iqbal, begitulah nama akrab mereka: membelah, menggergaji, dan memasangkan serpihan-serpihan  bambu membentuk karya-karya unik dan memiliki nilai seni tinggi. Di bengkel seninya Kp. Cikangkung, Rt.02/Rw.06, Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu. Sebuah bengkel seni bambu yang dirintisnya baru beberapa bulan ini.
          Beberapa produknya sebagian telah berhasil dipasarkan lewat media-media online dan pameran-pameran seni di wilayahnya. Meskipun terbilang baru kegiatan usahanya itu, qualitasnya mampu bersaing dengan karya seni berbahan bamboo daerah lain. Miniatur beca, helicopter, kapal pesiar, meriam, gerobak baso, dan lain-lain. Sangat teliti mereka kerjakan sehingga perlahan-lahan dilirik masyarakat.
          “Modal awal kami Cuma Rp.1000.000, belum termasuk peralatan. Modal itu kami gunakan untuk membeli bahan baku. Saat ini masih banyak peralatan yang harus kami beli. Ini baru seadanya  kami gunakan,” ungkap Widi Yoga Pranata
          Menurut Yoga, ke depan akan dilakukan beberapa program, ia akan membuat galeri yang ideal untuk memajangkan karya-karyanya. Khusus hasil kerajinan komunitasnya. Selain itu, membuat pengemasan penjualan supaya calon pembeli lebih tertarik. Bengkel seninya pun akan dibangun dari bahan dasar bambu. Agar mereka lebih nyaman dalam berkarya Dan mereka berharap produk kerajinannya bisa go international. Namun semua itu, tentu saja banyak kendala yang mereka hadapi. Antara lain: Persoalan pemasaran dan modal yang sifatnya materi, sebagai penunjang bagi kelancaran usahanya.

          Kegiatan industri kreatif itu disambut baik oleh Sekmat Cisewu, Heri, S.Pkp. Ia mengatakan, hal itu sebagai cara untuk mempercepat pembangunan di Kecamatan Cisewu. Dan bertepatan dengan program Camat Cisewu, Drs. Doni Rukmana, yang sedang melakukan penggalian potensi pariwisata dan budaya, seperti: makanan khas daerah, potensi objek wisata, dan seni-seni tradisi Kecamatan Cisewu. “Kebetulan Pak Camat dan ibu, saat ini sedang membuat galeri untuk menampung semua produk-produk unggulan Kecamatan Cisewu. Sementara ini baru makanan-makanan khas yang baru bisa dipajang anataralain: sale, madu, dan sebagainya. Kami terbuka untuk para pengrajin bambu yang ingin mempromosikan produk-produknya. Semoga dengan banyaknya komunitas-komunitas seperti itu wilayah Cisewu lebih cepat maju,” ujarnya ketika ditemui diruang kerjanya baru-baru ini (Gun Gun Nugraha).